Kamis, 31 Januari 2013

Spasi _ jeda



Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah Ia bermakna apabila tak ada jeda?
Dapatkah Ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak?
Dan saling menyayang bila ada ruang?
Kasih sayang akan membawa dua orang makin berdekatan, tapi Ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu..
Nafas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi..
Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali..
Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah..
Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang..
Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat, janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung..
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring..
"Spasi", Filosofi Kopi - Dee
Ya, semakna dengan tulisan Spasi karya Dee. Jika ada kata terlalu maka siap-siap akan dihampiri kata hilang.
 Jika tidak ingin kehilangan, maka kurangi rasa terlalu ingin memiliki.
Kita harus sadar, bahwa apapun di dunia ini tidak ada yang abadi, suatu saat akan ada yang pergi dan akan ada pula yang kembali mengisi kekosongan sebab kehilangan di masa lalu.
Perpisahan itu pada dasarnya untuk menerangkan lebih jelas lagi arti kata eksistensi.
Jadi, jika rasa ingin bertahan lama, sisipkan jeda diantaranya.
Pertanyaannya,
apa harus selalu setelah tiada? Apa harus selalu setelah kehilangan?
Apa kita tidak akan pernah berdampingan dengan orang-orang yang seharusnya sejak awal kita pilih untuk mendampingi kita?
Apakah hidup sekejam itu?

aku rasa tidak. 
Bagaimana kalau kita sisipkan spasi  untuk membuat keberadaan seseorang -sahabat, belahan jiwa, keluarga- menjadi jelas setelah diberi jeda?
Menyayangi seseorang kan tidak berarti selalu harus berdampingan kapanpun dimanapun dalam melakukan apapun.
Menjaga tapi tidak mengekang. 
Mengikat tapi tidak mencekik. Apapun yang berlebihan, pasti akan berakibat tidak baik.
Jadi, tidak harus selalu digenggam terlalu erat hingga lupa bagaimana caranya bergerak ketika genggaman direnggangkan, tidak pula terlalu longgar hingga lupa bagaimana rasanya dekat dan saling bergenggaman.
Jika ingin menjaga kelanggengan hubungan dengan seseorang (siapapun itu), beri waktu sesekali untuk berjauhan agar sampai pada saat sama-sama merindukan.
masing-masing kita tau kapan harus merenggangkan dan kapan harus kembali rapat.

Apa harus aku ambil jeda yang cukup lama ? Ah, hati,...
'cause who my heart decides to like, is something that I can't control...

#menampar diri sendiri.. hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar