Hey objek rindu paling jitu,
Boleh menitipkan beberapa pinta dan
tanya?
Jarak seperti bisa membombardir, hingga seisi penjuru hati ketar-ketir.
Bisakah telepatikan dirimu ketempat kakiku berpijak? Jika semesta menyetujuinya, aku pasti takkan mau beranjak. Rinduku beranak pinak, bertemu adalah satu-satunya pintaku.
Jarak seperti bisa membombardir, hingga seisi penjuru hati ketar-ketir.
Bisakah telepatikan dirimu ketempat kakiku berpijak? Jika semesta menyetujuinya, aku pasti takkan mau beranjak. Rinduku beranak pinak, bertemu adalah satu-satunya pintaku.
Hey kamu, pemilik nama yang
berputar-putar terus dalam tempurung kepala.
Adakah debar ini menggema hingga ke sana? Asal kamu tahu, senyummu itu candu... mencipta rasa.. Sungguh, betapa bertemu denganmu adalah yang selalu kutunggu-tunggu.
Semoga aku bukan dianggap pengganggu, sebab rasa ini terlalu membelenggu.
Adakah debar ini menggema hingga ke sana? Asal kamu tahu, senyummu itu candu... mencipta rasa.. Sungguh, betapa bertemu denganmu adalah yang selalu kutunggu-tunggu.
Semoga aku bukan dianggap pengganggu, sebab rasa ini terlalu membelenggu.
Seperti hari-hari biasanya,
Rinduku enggan untuk mengalah, pun untuk sekadar membiarkan pikiranku menyerah.
Ia mendambakan sebuah pertemuan, di mana aku dan kamu saling berbagi peran.
Pada setiap kecilnya kesempatan, ia selalu menaruh harapan.
Rinduku enggan untuk mengalah, pun untuk sekadar membiarkan pikiranku menyerah.
Ia mendambakan sebuah pertemuan, di mana aku dan kamu saling berbagi peran.
Pada setiap kecilnya kesempatan, ia selalu menaruh harapan.
Seperti hari-hari biasanya, rindu
ini hati-hati meniti jarak yang kita bentang bersama.
Setiap hari,
sedikit demi sedikit, melahap jarak-dan waktu dengan doa-doa yang kemudian ada dalam air mata.
Aku tak akan menyerah pada jarak, kamu pun tidak ingin dikalahkan waktu.
Kita bertaruh, bahwa jarak hanya ujian—bukan awal perpisahan yang kelak melahirkan ketiadaan.
Setiap hari,
sedikit demi sedikit, melahap jarak-dan waktu dengan doa-doa yang kemudian ada dalam air mata.
Aku tak akan menyerah pada jarak, kamu pun tidak ingin dikalahkan waktu.
Kita bertaruh, bahwa jarak hanya ujian—bukan awal perpisahan yang kelak melahirkan ketiadaan.
Jarak itu pengarak rindu.
Dan rindu seperti perantara aku dan kamu. Mereka seperti kado istimewa dari pencipta.
Lewat jarak, rindu merangkak.Untuk mendekatkan kita yang berjauhan.
Mungkin ada yang menyepelekan perasaanku.
Tapi setidaknya, rindulah guru yang mengajariku untuk sabar menunggu.
Dan rindu seperti perantara aku dan kamu. Mereka seperti kado istimewa dari pencipta.
Lewat jarak, rindu merangkak.Untuk mendekatkan kita yang berjauhan.
Mungkin ada yang menyepelekan perasaanku.
Tapi setidaknya, rindulah guru yang mengajariku untuk sabar menunggu.
Semestinya Tuhan membuat hati kita berikut tombol pengaturnya, sehingga rindu tak perlu berlebihan melebihi porsinya.Aku tak tahu apa yang meracuniku.
Seolah setiap pejam seperti sia-sia, sebab bayangmu ada di balik kelopak mata.
Seolah setiap tarikan nafas terlampau sesak, sebab gemuruh dada terus mendesak
Tahukah kamu?
Meski ragu pernah datang dan
memorak-porandakan hati yang sudah sepenuhnya berserah..aku di sini
sedang menggenggam erat percaya, bahwa selanjutnya kita bisa terus melangkah
bersama.
mengalirlah di air mataku, kamu yang selalu mengisi malamku.
Hiduplah dalam kata-kata, kamu yang menghangatkan doa-doaku.
Kuatkan dada ini, Entah apalagi yang bisa ku percayai lewat jarak yang membatasi.
Mana kutahu soal gerak-gerikmu di detik yang siap berlalu?
Mana bisa ku terima pelukan pereda kesesakan?
Mana bisa menahan ingin dan angan yang terus berhamburan?
mengalirlah di air mataku, kamu yang selalu mengisi malamku.
Hiduplah dalam kata-kata, kamu yang menghangatkan doa-doaku.
Kuatkan dada ini, Entah apalagi yang bisa ku percayai lewat jarak yang membatasi.
Mana kutahu soal gerak-gerikmu di detik yang siap berlalu?
Mana bisa ku terima pelukan pereda kesesakan?
Mana bisa menahan ingin dan angan yang terus berhamburan?
Tapi aku hanya bisa mempercayai hati yang kerjanya hanya bisa mencintai.Aku hanya bisa mengiyakan segala kemungkinan dan menaruh doa hanya pada Tuhan. Lalu apa lagi selain kerjasama semesta yang siap berkonspirasi. Perlu kau tahu, adamu bisa menyentil rindu hingga ke samudra terluas itu.
Biarkan aku menghafal bekas
langkahmu, jejak dari apa yang mungkin kusebut penyebab rindu.
Biarkan aku mengingatmu lekat-lekat. Sambil dalam hati, aku mengeja namamu lambat-lambat.
Kupanggil pusat rasamu mendekat, agar rindu yang terasa tak lagi mempunyai sekat.
Dari jauh aku menanti, apa yang sanggup kamu berikan sebagai jawaban dari hati.
Biarkan aku mengingatmu lekat-lekat. Sambil dalam hati, aku mengeja namamu lambat-lambat.
Kupanggil pusat rasamu mendekat, agar rindu yang terasa tak lagi mempunyai sekat.
Dari jauh aku menanti, apa yang sanggup kamu berikan sebagai jawaban dari hati.
Jarak memang seharusnya tidak begitu menakutkan. Karena kenyataannya, kamu tidak pernah menjadi lebih jauh dari pikiran.Kamu memenuhi dan mengelilinginya, namun selalu sanggup membuatku merasa nyaman.
Aku mau kamu, dan hanya mau kamu.
Datang dan berpeluklah,
Suatu hari nanti, Jika tak punya ruang untuk sekedar mencari tenang, kau tahu kemana harus pulang.. Jarak tak pernah nyata. yang nyata hanyalah rindu kita.
#dari yang pintar menumpuk rindu, aku belajar bahwa tak pernah ada jarak yang cukup jauh untuk memisah, tak pernah ada jeda yang cukup lama untuk mencipta resah. sebab jika hati sudah saling mengerti, selalu ada waktu untuk bertemu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar