Sepuluh jari ini ternyata multifungsi.
Selain menari menceritakan tentang objek yang kurindukan dalam
tulisan,
ia juga suka merapat agar sepuluh jari ini bisa terlipat.
Menaruhkan beberapa nama, menyelipkan beberapa pinta, bersyukur
untuk segala hal yang telah diterima, minta maaf pada pencipta,
jemari ini pun membungkus doa.
Dilapisi sayap ketulusan ia pergi ke tempat dimana malaikat
sering rapat.
Tak semewah sayap lainnya, sayap ini begitu sederhana.
Tapi justru karena kesederhanaannya aku yakin, sebungkus doa
pasti diterima pencipta.
Hanya lewat sebungkus doa tanpa mengirimkan apa-apa selain
percaya.
Ketika mata ini terpejam, Tuhan tau isi hati lebih duluan.
Ia lebih tau rentetan daftar yang kubutuhkan, tapi kadang mata
terbutakan oleh ketidaksabaran.
Aku tak pernah tau bagaimana tempat berbungkus-bungkus doa dari
dunia terkumpul, tapi Tuhan memberitahu agar segalanya terlaksana jadi nyata
sampai kedunia hanya dengan satu simpul.
Percaya.
Mungkin doa tak bisa diteropong oleh mata dan segalanya terlihat
mustahil diterima pikiran manusia.
Tapi justru hanya percaya yang bisa membebaskan ketidakmungkinan
yang dilahirkan pikiran.
Melipat jemariku, pertanda doa-doa siap dikirimkan pada Tuhan
dan namamu tak lupa selalu kuselipkan.
Itu salah satu simpul kebahagiaan.
Membiarkan tangan Tuhan tetap mempersatukan,
kita hanya yakin dan percaya. Benar kan?301212
Tidak ada komentar:
Posting Komentar