Dulu kamu pernah bilang, nggak akan ada (Dia) yang lain selain aku dan aku nggak akan tergantikan (Dia). Kamu terus meyakinkan aku. Tapi ternyata semakin aku percaya, kamu semakin bebas dekat bersama (Dia). Aku khawatir, takut kata-kata kamu itu justru menjadi sebaliknya. Ada (Dia) yang lain dan (Dia) menggantikan aku.
Ketika jarak aku dan kamu semakin jauh, muncul pertanyaan-pertanyaan yang menghiasi imajinasiku, mengganggu akal sehatku. Kamu dimana? Apa kamu sedang tertawa bersama (Dia)? Apa kamu sedang merangkai kata bersama (Dia)? Apa kamu sedang menghabiskan waktu bersama (Dia)? Duduk bersama (Dia)? Berbagi cerita bersama (Dia)? Atau melakukan segala sesuatu bersama (Dia)? Apa (Dia) sudah bisa menggantikan aku?
Kini (Dia) bukan lagi hanya sepenggal kata, tapi menyatu diantara kita. Selalu terlintas (Dia) ketika aku memikirkan kamu. Selalu ada (Dia) disetiap cerita yang kamu bagi denganku. Aku (Dia) kamu menjadi serangkai kata untuk membuat sebuah cerita. (Dia) bukan lagi hanya sekedar pemanis cerita kita, Tapi (Dia) membuat cerita baru di hidup kamu. Mengisi halaman baru di lembaran cerita kamu, dan dengan caranya (dia) berubah menjadi aku.
Sekarang bukan lagi ‘aku kamu’ tapi hanya ‘(Dia) kamu’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar