Samar yang setipis kertas,
di antaranya ada sebuah batas.
Tidak ada peraturan yang begitu kuat untuk memisahkan
antara cinta dan sebuah penyangkalan.
Ketakutan punya sejuta kekuatan yang melebih-lebihi segala rasa saat ia mulai beraksi.
Nyawa hati belum kembali pulih
seusai ia habis-habisan disakiti oleh yang begitu ia cintai.
Jika kini ia ditawari rasa yang serupa dengan apa yang dulu ada,
hati hanya terlalu takut ia terburu-buru.
Terlalu takut lagi-lagi ia tak berhati-hati.
Caplah aku pengecut atau penakut, tapi ini upaya melindungi hati yang terlalu sering mencintai tanpa setengah-setengah.
Hingga akhirnya, ia benar-benar patah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar