Minggu, 20 September 2015

Pel

Hahhaha... Today is lelah!!! 
Baru kali ini guwe ikutan ngepel garden bawah n atas... Maen aer ampe basah trus maen plesetaaann... 

#one team one breath

Mentor

Kejutan diakhir meeting... Hahahhaa
 Yap!!
Tiba2 harus jadi mentor buat all crew... 
Xoixizizixi
Maluuuuuu!!!!

"Sore kak.. Ada yg bs dibantu?"

Hmm... Terimakasih sanjungannya, 
#latepost dimalming# ^____*

Sabtu, 19 September 2015

kau memilih dia

dariku kau terima
seluruh cinta seutuhnya
darinya engkau dapatkan sedikit perhatian
namun yang kau pilih malah sebaliknya

dariku kau dapatkan
segala kasih penuh pengorbanan
darinya engkau dapatkan cinta
namun kenyataan kini kau dengannya

tak perlu kau pulangkan lagi
semua yang telah aku berikan
biarlah menjadi luka
berharap pun takkan bisa merubah
kenyataan kau memilih dia


#bisakah kau melepaskanku?

mungkin waktu ini yg terbaik

soto

kolaborasi toge , daging, seledri, bawang goreng,.... yang selalu pasrah pada panasnya kuah kaldu.. melebur hingga siap disantap... thats called SOTO !!

menu sarapan yang tak pernah membosankan kita,

tapi pagi ini ada yeng berbeda...
bukan menu, bukan minuman...
KITA !

tak saling berdekatan.. hmm.. jarak duduk yg tak biasa kita lakukan...
entahlah
apakah prosesku mulai berjalan...

proses untuk tidak melupakanmu tapi hanya tidak berusaha memikirkanmu.. SELALU ?

Jumat, 18 September 2015

Cafe garden lantai 2

Aku masih saja merenungi beberapa peristiwa dan pe
rcakapan yg terjadi beberapa waktu lalu... Dengan mu, dengannya, kalian, mereka...                   Tersangkut di otak ku "halal", "move on", "mesias syndrome"....dan la la la...         
Apa yg harus aku lakukan? Entahlaahh.... 
 Ada pertaruhan yg baru saja ku sepakati... Tapi taukah ? Ini sangat menyakitkan.    

Jumat, 11 September 2015

Jarak-spasi-ruang

Jarak-spasi-ruang itu ada, memberi kesempatan bagi rindu untuk bernafas, untuk bernyawa, untuk menunjukkan keberadaannya.

Rasanya, bukan kali pertama ini  membahas tentang hubungan antara jarak dan rindu. 
Tentang  bagaimana mereka saling menciptakan, saling membutuhkan, saling melahirkan. 
Namun, belakangan ini, sejak hal A, hal B, hal C terjadi secara bertubi-tubi–seperti bom tersembunyi yang siap meledak dalam rentang waktu tertentu–rasanya sebuah jarak akan terbentang luas kembali dalam setiap lini kehidupan 
Pasca terbentuknya jarak, mungkin saya akan seperti seseorang yang mengalami konsep reinkarnasi, konsep terlahir kembali. Menjadi seorang yang baru, yang memiliki kehidupan baru, yang akan meninggalkan rutinitasnya yang sudah terbentuk selama hitungan tahun.
Mengenal jarak yang akan lahir inilah, rasanya sebuah perasaan menyesak mulai terbangun menggeliat. Menyesak karena tahu berbagai kemungkinan yang akan terjadi: kemungkinan dia akan mencibir, dia yang lain akan menjauh, dia yang lainnya akan berbeda, dia yang satunya lagi akan menganggap rendah, dia yang satunya pun akan menghindar perlahan, menjadi kumpulan kasak-kusuk di belakang.
Dari dalam sanalah, ia–sang perasaan sesak–bergerak perlahan, menaik-turunkan suhu tubuh yang terukur dari genggaman tangan, menggelitik bibir untuk tersenyum pahit, membuat wajah memerah hebat, lantas mendorong bulir-bulir air keluar dari rumahnya–kelopak mata.
Karena, pada akhirnya, mereka–dia, dia, dan dia–akan berjarak sangat jauh-jauh-jauh sekali, menyerupai sekian puluh ribu kilometer, dalam kecepatan sekian tahun cahaya.
Dan, fakta itulah–fakta bahwa kelak mereka akan menjauh, menyamar, lantas menghilang–yang membuat rasa rindu yang baru seumur jagung ini makin menjamur, makin meluas, makin membesar, tanpa diminta, tanpa kenal batasnya.


 #malaikat juga tauuu....#

“Lovanometer”

Saya cinta kamu.”
“Saya apalagi, lebih cinta sama kamu.”
“Tau dari mana, kamu lebih cinta sama saya, daripada saya yang cinta sama kamu?”
“Tau aja.”
“Sotoy. Emang ada indikator pengukurnya? Cih!”

Ya. Perbincangan biasa...(andai)
Gimana ya, kalau beneran ada alat pengukur besarnya perasaan cinta? Perasaan sayang?

Itu yang terbesit di pikiran saya.
Mungkin, kalaupun ada, alat itu bernama “Lovanometer”. Mungkin. Dan mungkin, kalaupun “cinta” itu merupakan sebuah besaran, maka satuannya disebut dengan “amor”, diambil dari bahasa Latin untuk kata “cinta”. Ya. Mungkin.
Lantas, bersama-sama pikirkan secara matang, bagaimana alat “Lovanometer” itu bekerja. Mungkin dia akan mulai berfungsi jika sudah berkenaan dengan panca indera. Dengan sentuhan. Dengan tatapan. Dengan penciuman. Dengan mendengar. Dengan mengecap rasa.
Mungkin dia seperti jangka sorong, yang akan mengukur berapa diameter pupil mata saya, pupil matamu, saat kita saling bertatap muka. Saling mencuri pandang.
Mungkin dia seperti thermometer, yang akan mengukur suhu tubuh saya, suhu tubuhmu, saat kita berdua bersama. Saling menyentuhkan ujung kelingking masing-masing secara sembunyi-sembunyi.
Mungkin juga dia berfungsi seperti sound level meter, yang akan mengukur seberapa bising debaran di dalam jantung saya, jantungmu, saat saya, saat kamu, saling memanggil nama. Saling menyapa.
Mungkin juga dia berfungsi layaknya amperemeter, yang akan mengukur seberapa besar arus listrik yang akan mengalir antar satu sama lain. Antara saya dan kamu. Saat kita tidak sengaja bertemu. Saat mata kita tidak sengaja “berjanji” untuk saling berjumpa.
Ataukah, dia berfungsi serupa stopwatch, yang akan mengukur berapa relativitas waktu yang kita alami, saat saya, saat kamu, saling bercerita. Saling berbagi kisah tanpa tahu jeda.
Mungkin nilai cinta saya sebesar 1.000.000 Amor. Dan, mungkin nilai cintamu, lebih kecil 1 Amor, dari besaran cinta saya untuk kamu. Nilaimu: 999.999 Amor.
Dan, nilai sesepele itu bisa membuktikan, kalau saya lebih cinta sama kamu, dari pada kamu yang cinta saya.
Mungkin angka 1 Amor-mu tertinggal di jalan. Mungkin angka 1 Amor-mu sudah kamu hibahkan kepada yang memerlukan. Atau mungkin, angka 1 Amor-mu kamu tabung, kamu simpan, agar kelak berlipat ganda, lebih dari nilai cinta yang sudah dimiliki sebelumnya.
Tapi, lagi-lagi, 
Cinta bukan sesuatu yang bisa diukur, bukan?

Ya. Karena, setiap waktu, angka itu bisa berubah. Bisa bertambah. Bisa berkurang. Bisa juga stagnan. Bisa berpindah. Tapi, bisa juga hanya tersimpan, ya, tersimpan di tempatnya. Di sebuah pandora tersembunyi, yang hanya diketahui saya. Diketahui kamu.
Tapi, yang terpenting–tanpa peduli, siapa yang lebih, siapa yang kurang–satu hal yang saya tahu:
 saya itu cinta kamu
Tanpa perlu ukuran. Tanpa perlu nominal. 
Tanpa perlu syarat A. Atau syarat B. Ataupun syarat C.
Dan, saya tahu pasti, untuk saya, untuk kamu, itu lebih dari cukup.
Setuju kan, kamu? 

#Oh, it is love, from the first time I set my eyes upon yours,
Thinking, oh, is it love?

#seharusnya tulisan ini sudah terposting sangat lama, karna sekarang "i am not the only one right??"

MENDUA




kejadian beberapa hari ini menggelitikku,
sampai pada pagi ini aku terbangun dan kau disampingku...
bebrapa waktu lalu iphonemu berdering dan pagi ini satu kata yg sangat mengelitik " HALAL"
sebenarnya sebelum semua terjadi akupun mulai membiarkan otak kembali memainkan perannya merangkai kata menjawab ato menyanggah hati...

teringat puisi dalam buku BJ habibie... 
semua orang dalah tukang serong yang ulung
namun ada yg menanganinya dengan baik dan tidak.... ini memunculkan ungkapan "PACAR SETIA"
awalnya.. kupikir setia adalah tidak tertarik pada siapapun kecuali pasangan kita, .. tapi ternyata.. SETIA adalah saat kita merasa tertarik dengan org lain tetpai alam sadar kita  mengingatkan bahwa pasangan kita lebih baik dari siapapu.. dan tidak ada yg lebih baik darinya... 

hahahhaha............ org cenderung mendua...



#aku tau kamu mendua, dan akupun juga ingin merasakan mendua...  (andai aku bisa)

bagian paling sakit

bagian paling sakit dari SENDIRIAN,

adalah.... kesepian  !!!

mungkin kita bebas ketika sendirian, tapi pasti kesepian kan??

mungkin ngaku HAPPY karna punya banyak teman tapi saat pulang dan sendian ... tetep ajah KESEPIAN !!!

#hmmm.... curcol sederhana
AKU..........
tidak pernah berurusan dengan sesuatu yg lebih sukar daripada hatiku sendiri...


adakala dia menentangku...
adakala dia bersamaku...


#muter lagunya rectoverso bikin merinding

CUKUP

ambilah secukupnya
karena yang cukup itulah justru bisa memberikan kenyamanan

Bisa Memberikan ruang gerak untuk terus TUMBUH,
memperbaiki diri


Pada akhirnya memang kita hanya perlu yang CUKUP

#aku yg tiba2 kehilangan fokus :(

Selasa, 08 September 2015

Selamat liburan kamu...

Entah apa yg mengelitik otak dan hatiku, tiba2 ingin berkomentar ttg acara liburanmu.. (Tanpaku).                                  Entahlah... Ini mungkin bagian duniamu yg lain... Dan tanpa ku tentunya... Dan satu hal yg bisa ku cerna.... "Org kl udh mau, suka lupa ama perasaan org disampingnya"#hehehe.     One more, ... Ini kali yha derita org2 yg setia?? #hahahhaa... Curcol beud#